About Me..
Ada istilah mengatakan “Tak kenal maka tak sayang” . Oleh karena itu perkenalkan nama saya Nur kholidah dari Kebumen, Jawa Tengah. Saat ini saya masih kuliah di perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Saat ini saya berbisnis lumpia bersama 2 orang teman. Ternyata bisnis sambil kuliah itu menyenangkan walaupun menguras waktu, tenaga dan pikiran. Dibisnis ini saya adalah bagian marketing jadi tugas saya memasarkan lumpia tersebut.
Saya akan membagikan beberapa resep lumpia. Jika biasanya lumpia digoreng sehingga menyerap banyak minyak, kali ini saya membuat lumpia yang digoreng tanpa minyak alias dipanggang. Bagi yang sedang ingin menurunkan kolesterol kudapan ini bisa dijadikan alternatif. Lumpia panggang ini cocok untuk teman minum teh atau kopi.
Bagi yang pengen share bisa di FB tau YM :
FB : nucha.mm@gmail.com
YM : nur_kholidah@rocketmail.com
Lumpia Panggang
Bahan-bahan :
Bahan kulit lumpia :
150 gram tepung terigu
1 butir telur
1 siung bawang putih, haluskan
1 sdm minyak sayur
air dan garam secukupnya
Bahan isi lumpia :
100 gram tauge, cuci bersih
4 buah tahu, potong dadu
daun bawang
2 siung bawang putih
1 butir kemiri. haluskan bersama bawang putih
garam dan lada secukupnya
Cara membuat :
Campur tepung terigu, bawang putih halus, garam dalam wajah, beri air sambil aduk hingga rata masukkan telur dan minyak goreng, aduk kembali, tambahkan air sampai adonan cukup encer ambil 1 sendok sayur adonan tuangkan dalam pan bulat, kemudian putar sampai adonan merata ke seluruh pan panaskan diatas kompor kurang lebih 3 menit ulangi sampai adonan habis dalam wajan lain, beri sedikit minyak kemudian masukkan bumbu halus, tumis hingga harum masukkan daun bawang, tauge, dan tahu tambahkan garam dan lada secukupnya, masak hingga tauge matang siapkan 1 lembar kulit lumpia, beri 1 sdm isi lumpia, kemudian lipat rekatkan ujung lumpia dengan tepung terigu yang dicampur dengan sedikit air panggang lumpia dalam pan dengan api kecil, balik -balik lumpia agar matang merata sajikan lumpia
dengan saos sambal atau mayonais
Bagian 5 jalur Cepat jadi Interpreneur sukses
Janganlah Anda menaruh telur dalam suatu keranjang, kalau tergunjang dan jika semua telur pecah, hilang semua harapan tanpa sisa. Dalam konteks entrepreneur, petuah itu bisa dijabarkan menjadi janganlah menaruh harapan pada satu usaha. Seorang pengusaha akan semakin diakui kepiawaiannya bila sudah berhasil membuka usaha dan berjalan mulus, pikiran untuk merintis usaha kedua, ketiga dan keempat. Janganlah puas untuk mempunyai satu perusahaan sebagai satu-satunya sumber penghasilan saja.
Bisnis itu seperti roda, kadang di atas, kadang pula dibawah. Seiring berjalannya waktu, tak semua jenis usaha bisa bertahan dan langgeng. Untuk itu sebagai back uo sangat dianjurkan seorang pengusaha merintis usaha tanpa harus memikirkan, ada kaitannya antara usaha baru dengan usaha sebelumnya. Sebagai business owner, sebaliknya pengusaha itu tidak perlu focus pada usahanya. Memang saat perintisan usaha, focus memang perlu, tapi setelah usaha berjalan dan para staf atau manajer bisa menjalankannya, pemilik tak perlu focus memikirkan masa depan usaha itu, lebih baik memikirkan ide untuk membuka usaha baru lainnya. Semakin banyak usaha baru yang bisa dibuka semakin banyak lapangan kerja bisa tersedia dan tenaga yang bisa di tampung pun semakin banyak.
Yang tak kalah penting, apapun dalam bisnis hendaknya terus mengembangkan konsep melayani lebih banyak orang. Oleh karena dengan semakin banyaknya orang yang bisa dilayani, bisa ditebak, akan semakin banyak rezeki yang bisa kita petik. Kalau kita melayani ratusan orang yang bisa kita layani lewat usaha kita, maka miliaran rupiah bisa kita peroleh, begitu seterusnya, jadi jangan lelah melayani karena itu akan berbanding lurus dengan rezeki.
Jangan lupa, kalau sudah banyak rezeki banyak pulalah beramal. Jangan berfikir negative pada para peminta sumbangan yang datang, justru kita diingatkan untuk menyumbang. Bahkan boleh ditafsirkan, menyumbang itu ibarat seorang pengusaha yang sedang belajar berinvestasi, memberikan dana tanpa berfikir kepastian. Itu tanda kita berani mengambil resiko, itulah yang menjadi ciri entrepreneur sejati.
Sumber : http://www.purdiechandra.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar